TENTANG KABUPATEN BREBES
dikutip dari Wikipedia bebas,
1. SEJARAH
2. LETAK GEOGRAFIS
B. Karakteristik wilayah pantai
C. Nama-nama sungai
Sungai Kaligangsa
Sungai Pemali
Sungai Balaikambang
Sungai Luwungmalang
Sungai Bangsri
Sungai Pakijangan
Sungai Kluwut
Sungai Babakan
Sungai Buntiris
Sungai Kebuyutan
Sungai Sinung
Sungai Tanjung
Sungai Bancang
Sungai Cisanggarung
Sungai Cikeruh
Sungai Erang
Sungai Pedes
Sungai Ciegelagah
Sungai Cigunung
Sungai Cilakart
Sungai Ciraja
Sungai Cigunung
Sungai Rambatan
3. KEPEMERINTAHAN
A. Satuan kerja perangkat daerah
Sekretariat Daerah
Sekretariat DPRD
Badan Perencana Pembangunan Daerah
Inspektorat Daerah
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Badan Kepegawaian Daerah
Dinas Pendidikan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Dinas Perikanan dan Kelautan
Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura
Dinas Peternakan
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Dinas Pariwisata, Kebudayaan,Pemuda dan Olah Raga
Dinas Perhubungan
Dinas Kesehatan
Dinas Sosial
Dinas Kependudukan, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi
Kantor Pengolahan Data dan Kearsipan
Kantor Informasi dan Kehumasan
Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa
Dinas Koperasi dan UKM
Kantor Lingkungan Hidup
dikutip dari Wikipedia bebas,
mohon maaf bila pada kenyataanya barangkali ternyata ada perbedaan pendapat
1. SEJARAH
Ada beberapa pendapat mengenai asal usul nama Brebes. Salah satu pendapat menyatakan bahwa nama Brebes berasal dari kata "Bara" dan "Basah", bara berarti hamparan tanah luas dan basah berarti banyak mengandung air. Keduanya cocok dengan keadaan daerah Brebes yang merupakan dataran luas yang berair. Karena perkataan bara di ucapkan bere sedangkan basah di ucapkan besah maka untuk mudahnya di ucapkan Brebes. Dalam Bahasa Jawa perkataan Brebes atau mbrebes berarti tansah metu banyune yang berarti selalu keluar airnya.
Nama Brebes muncul sejak zaman Mataram. Kota ini berderet dengan kota-kota tepi pantai lainnya seperti Pekalongan, Pemalang, dan Tegal. Brebes pada saat itu merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Tegal.
Pada tanggal 17 Januari 1678 di Jepara diadakan pertemuan Adipati Kerajaan Mataram se Jawa Tengah, termasuk Arya Martalaya, Adipati Tegal dan Arya Martapura, Adipati Jepara. Karena tidak setuju dengan acara penandatanganan naskah kerjasama antara Amangkurat Admiral dengan Belanda terutama dalam menumpas pemberontakan Trunajaya dengan imbalan tanah-tanah milik Kerajaan Mataram, maka terjadi perang tanding antara kedua adipati tersebut. Peristiwa berdarah ini merupakan awal mula terjadinya Kabupaten Brebes dengan Bupati berwenang .Sehari setelah peristiwa berdarah tersebut yaitu tanggal 18 Januari 1678, Sri Amangkurat II yang berada di Jepara mengangkat beberapa Adipati/ Bupati sebagai pengagganti Adipati-adipati yang gugur. Untuk kabupaten Brebes di jadikan kabupaten mandiri dengan adipati Arya Suralaya yang merupakan adik dari Arya Martalaya. Pengangkatan Arya Suralaya sekaligus titimangsa pemecahan Kadipaten Tegal menjadi dua bagian yaitu Timur tetap disebut Kadipaten Tegal dan bagian barat di sebut Kabupaten Brebes.
2. LETAK GEOGRAFIS
A. GAMBARAN UMUM
Kabupaten Brebes terletak di bagian Utara paling Barat Provinsi Jawa Tengah, di antara koordinat 108° 41'37,7" - 109° 11'28,92" Bujur Timur dan 6° 44'56'5" - 7° 20'51,48 Lintang Selatan dan berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi Jawa Barat. Penduduk Kabupaten Brebes mayoritas menggunakan bahasa Jawa yang yang mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain, biasanya disebut dengan Bahasa Jawa Brebes. Namun terdapat Kenyataan pula bahwa sebagian penduduk Kabupaten Brebes juga bertutur dalam bahasa Sunda dan banyak nama tempat yang dinamai dengan bahasa Sunda menunjukan bahwa pada masa lalu wilayah ini adalah bagian dari wilayah Sunda. Daerah yang masyarakatnya sebagian besar menggunakan bahasa Sunda atau biasa disebut dengan Bahasa Sunda Brebes, adalah meliputi Kecamatan Salem, Banjarharjo,dan Bantarkawung, dan sebagian lagi ada di beberapa desa di Kecamatan Losari, Tanjung, Kersana, Ketanggungan dan Larangan.
Berdasarkan naskah kuno primer Bujangga Manik (yang menceriterakan perjalanan Prabu Bujangga Manik, seorang pendeta Hindu Sunda yang mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan Bali pada awal abad ke-16), yang saat ini disimpan pada Perpustakaan Boedlian, Oxford University, Inggris sejak tahun 1627, batas Kerajaan Sunda di sebelah timur adalah Ci Pamali (sekarang disebut sebagai Kali Brebes atau Kali Pemali yang melintasi pusat kota Brebes) dan Ci Serayu (yang saat ini disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa Tengah.
Ibukota kabupaten Brebes terletak di bagian timur laut wilayah kabupaten. Kota Brebes bersebelahan dengan Kota Tegal, sehingga kedua kota ini dapat dikatakan "menyatu".
Brebes merupakan kabupaten yang cukup luas di Provinsi Jawa Tengah. Sebagian besar wilayahnya adalah dataran rendah. Bagian barat daya merupakan dataran tinggi (dengan puncaknya Gunung Pojoktiga dan Gunung Kumbang), sedangkan bagian tenggara terdapat pegunungan yang merupakan bagian dari Gunung Slamet.
Dengan iklim tropis, curah hujan rata-rata 18,94 mm per bulan. Kondisi itu menjadikan kawasan tesebut sangat potensial untuk pengembangan produk pertanian seperti tanaman padi, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan dan sebagainya.
B. Karakteristik wilayah pantai
Pantai yang berada di Kabupaten Brebes merupakan tempat bermuaranya sungai besar dan kecil yang menyebabkan daerah pantainya makin bertambah ke arah laut (prograding). Pantai di Brebes dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis pantai, yaitu: pantai delta (Delta Losari dan Pemali), pantai teluk (Teluk Bangsri) dan pantai lurus (Randusanga). Berdasarkan tingkat perkembangan atau penambahan daerah pantainya, pantai delta mengalami perubahan paling dinamis, diikuti oleh pantai teluk kemudian oleh pantai lurus.
Pembagian zonasi pantai terdiri dari bagian barat mulai dari Losari (Prapag Kidul dan Prapag Lor), Teluk Bangsri sampai dengan sekitar muara sungai Nippon (Desa Sawojajar dan Kaliwlingi) baik untuk pengembangan konservasi tanaman bakau (mangrove) yang dapat berfungsi untuk pemulihan daya dukung lingkungan, sedangkan wilayah pantai bagian timur mulai sebelah timur sungai kamal sampai dengan Pantai Randusanga Kulon sangat baik untuk dikembangkan menjadi Kawasan Pelabuhan Antarpulau maupun Kawasan Pariwisata Pantai.
Perairan daerah pantai bagian barat relatif dangkal, untuk mencapai kedalaman laut 5 meter berjarak lebih kurang 2.25 km dari garis pantai, sedang di perairan bagian timur, kedalaman laut 5 meter, berjarak lebih kurang 1,4 km. Makin kearah lepas pantai kedalaman laut berubah secara gradual (morfologi dasar lautnya landai) dengan pola garis kontur tidak lagi mengikuti bentuk garis pantainya.
Wilayah pesisir pantai Kabupaten Brebes yang mempunyai panjang pantai ± 72,93 km yang meliputi 14 desa di 5 kecamatan memiliki potensi yang tak ternilai bagi masyarakat. Perairan pantai tidak saja menjadi sumber pangan yang produktif, tetapi juga sebagai gudang mineral, alur pelayaran, tempat rekreasi dan juga sebagai tangki pencerna bahan buangan hasil kegiatan manusia. Besarnya sumber alam yang terkandung di dalamnya, hayati maupun non hayati serta aneka kegunaan yang bersifat ganda merupakan bukti yang tidak dapat disangkal, bahkan menjadi tumpuan harapan manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat di masa mendatang.
C. Nama-nama sungai
Sebagai daerah yang mempunyai wilayah cukup luas yang terdiri dari pegunungan dan wilayah pantai, terdapat sungai-sungai yang mempunyai arus cukup deras terutama saat musim hujan. Aliran sungai yang melintas pada umumnya membentang dari arah dataran tinggi di wilayah selatan (daerah hulu), ke dataran rendah di wilayah utara (daerah hilir) menuju ke Laut Jawa yaitu:
Sungai Kaligangsa
Sungai Pemali
Sungai Balaikambang
Sungai Luwungmalang
Sungai Bangsri
Sungai Pakijangan
Sungai Kluwut
Sungai Babakan
Sungai Buntiris
Sungai Kebuyutan
Sungai Sinung
Sungai Tanjung
Sungai Bancang
Sungai Cisanggarung
Sungai Cikeruh
Sungai Erang
Sungai Pedes
Sungai Ciegelagah
Sungai Cigunung
Sungai Cilakart
Sungai Ciraja
Sungai Cigunung
Sungai Rambatan
3. KEPEMERINTAHAN
A. Satuan kerja perangkat daerah
Sekretariat Daerah
Sekretariat DPRD
Badan Perencana Pembangunan Daerah
Inspektorat Daerah
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Badan Kepegawaian Daerah
Dinas Pendidikan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Dinas Perikanan dan Kelautan
Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura
Dinas Peternakan
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Dinas Pariwisata, Kebudayaan,Pemuda dan Olah Raga
Dinas Perhubungan
Dinas Kesehatan
Dinas Sosial
Dinas Kependudukan, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi
Kantor Pengolahan Data dan Kearsipan
Kantor Informasi dan Kehumasan
Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa
Dinas Koperasi dan UKM
Kantor Lingkungan Hidup
B. DAFTAR BUPATI DARI MASA KE MASA
No | Nama | MASA JABATAN | |
1 | Tumenggung Arya Suralaya | 1678 | 1683 |
2 | Tumenggung Pusponegoro I | ---- | ---- |
3 | Tumenggung Pusponegoro II | 1683 | 1809 |
4 | Tumenggung Pusponegoro III | ---- | ---- |
5 | Kanjeng Adipati Ariya Singasari Panatayuda I (Sura) | 1809 | 1836 |
6 | Kanjeng Adipati Ariya Singasari Panatayuda II (Karta) | 1836 | 1856 |
7 | Kanjeng Adipati Ariya Singasari Panatayuda III (Sarya) | 1856 | 1876 |
8 | Raden Tumenggung Cakra Atmaja | 1876 | 1880 |
9 | Raden Mas Adipati Ariya Cakranegara I | 1880 | 1885 |
10 | Raden Mas Tumenggung Sumitra, kemudian berganti nama | 1885 | 1907 |
11 | Raden Mas Martanam (Sawergi III) | 1907 | 1929 |
12 | Kanjeng Raden Tumengung Mas Ariya Purnama Hadiningrat | 1920 | 1929 |
13 | Raden Sajikun | 1929 | 1929 |
14 | Raden Adipati Ariya Sutirta Pringga Haditirta | 1931 | 1942 |
15 | Raden Sunarya | 1942 | 1945 |
16 | Sarimin Reksadiharja | 1945 | 1946 |
17 | K.H. Syatori | 1946 | 1947 |
18 | Raden Awal | 1947 | 1947 |
19 | Agus Miftah | 1947 | 1948 |
20 | Raden Sumarna | 1948 | 1950 |
21 | Mas Slamet | 1950 | 1956 |
22 | Raden Mardjaban | 1956 | 1966 |
23 | Raden Haji Sartono Gondosoewandito, S.H. | 1967 | 1979 |
24 | H. Syafrul Supardi (Kolonel) | 1979 | 1989 |
25 | H. Hardono (Kol. CZI) | 1989 | 1994 |
26 | H. Syamsudin Sagiman | 1994 | 1999 |
27 | H. Mohammad Tadjudin Noor Aly | 1999 | 2001 |
28 | Drs. H. Tri Harjono (PLTH) | 2001 | 2002 |
29 | H. Indra Kusuma, S.Sos. | 2002 | 2010 |
30 | H. Agung Widiyantoro, S.H., M.Si. | 2011 | 2012 |
31 | Hj. Idza Priyanti, A.Md., S.E. | 2012 | 2016 |
TULISAN INI MASIH DALAM PROSES .....
Tidak ada komentar