DIKUTIP DARI WIKIPEDIA INDONESIA,
dengan secuil editing disana sini agar lebih mudah ditelaah (ujare dhewek)
BILA SAHABAT PUNYA MASUKAN BARU/RALAT/PENGUATAN/SARAN/KRITIK, SILAKAN TULIS PADA KOLOM KOMENTAR, UNTUK SELANJUTNYA AKAN KAMI UPDATE LAMAN INI DEMI MENUJU LEBIH SEMPURNANYA
1. Asal Mula Nama Brebes
b. Pendapat kedua mencoba mengkaitkan dengan masuknya agama Islam pada awal mulanya ke Brebes, yang sekalipun dihalang-halangi namun ternyata masih juga merembes, yang selanjutnya berubah menjadi Brebes.
c. Pendapat yang ketiga mencoba menerangkan asal muasal nama Brebes dari kata-kata "bara" dan "basah". "Bara" berarti hamparan tanah datar yang luas, sedang "basah" berarti banyak mengandung air. Kedua-duanya cocok dengan keadaan daerah Brebes, yang kecuali merupakan air. Kedua-duanya cocok dengan keadaan daerah Brebes yang kacuali merupakan dataran luas, juga mengandung banyak air, karena perkataan "BARA" diucapkan "BERE", sedang "BASAH" diucapkan "BESAH", pada akhirnya lahirlah perkataan "BERE BESAH", yang untuk mudahnya kemudian telah berubah menjadi BREBES.
d. Pendapat keempat, mencoba mengkaitkan dengan nama sebuah gunung yang terletak antara Bantarkawung – salem yang bernama "BARIBIS" dari gunung Baribis tersebut mengalir sungai "Baribis" yang mengalir melalui dataran bagian utara bermuara di laut Jawa dan setelah bergabung dengan aliran sungai-sungai yang lain merupakan sungai besar dipantai utara Jawa. Sungai Baribis ini, pada jaman dulu dianggap sebagai sungai yang bertuah dan konon sungai tersebut juga banyak buayanya.Orang-orang pada saat itu banyak yang melarang anak cucunya untuk datang, menyeberangi, mandi dan sebagainya disungai tersebut. Terlebih dalam saat berperang orang tua selalu memberikan peringatan-peringatan yang melarang melangkahi /menyeberangi sungai tersebut.
Untuk meyakinkan hal ini, maka terungkaplah sebuah legenda tentang perang Arya Bangah dengan Ciyung Wanara. Akibat menyeberangi sungai Baribis tersebut, Arya Bangah mengalami kekalahan.
Dari kepercayaan akan hal tersebut maka sungai Baribis itu dijadikan peringatan agar jangan sampai pada saat berperang menyeberangi sungai tersebut. Karena sungai Baribis menjadi larangan dari kaum tua, maka sungai Baribis dikenal sebagai larangan, atau sungai pepali atau pemali, yang berarti larangan ata Pepalang. Jadi dahulu menurut tutur beberapa orang tua di daerah Brebes selatan sungai Pemali itu semula bernama sungai Baribis yang bermata air dari gunung Baribis. Kemungkinan itu sebabnya, daerah ini disebut daerah Baribis, yaitu daerah aliran sungai Baribis dan dari kata Baribis ini menjadi Brebes.
e. Pendapat kelima mencoba mengkaitkan bahasa Jawa dari perkataan Brebes atau Mrebes berarti tansah metu banyune artinya selalu keluar airnya dan nama ini telah lahir, mengingat pada awal mula sejarahnya, keadaan lahan di kawasan kota Brebes sekarang ini memang selalu keluar airnya.
Setelah kita mendapatkan petunjuk bahwa Tumenggung Arya Suralaya adalah Bupati Brebes yang pertama , untuk menetapkan Hari Jadi Kabupaten Brebes tentunya kita masih harus mengetahui kapan Tumenggung Arya Suralaya ditetapkan / dilantik sebagai bupati itu.
Sejarah mencatat Tragedi gugurnya Adipati Arya Martalaya Bupati Tegal, terjadi di Jepara pada tanggal 17 Januari 1678 . pada keesokan harinya setelah tragedi tersebut, Sunan Amangkurat II menunjuk pengganti-pengganti para yang gugur untuk mengisi jabatan yang kosong yaitu jabatan Bupati Jepara, Pati , Tegal dan Brebes.
Khusus untuk jabatan Bupati Brebes ditunjuk Arya Suralaya. Jadi penunjukan ini terjadi pada tanggal 18 Januari 1678. Dengan demikian Titi mangsa pengangkatan Tumengung Arya Suralaya sebagai Bupati Brebes yang pertama pada tanggal 18 Januari 1678 sekligus menunjukkan Titi mangsa tegak berdirinya Wilayah Brebes sebagai daerah Kabupaten.
Maka selayaknyalah apabila tanggal tanggal 18 Januari 1678 itu diangkat dan ditetapkan menjadi HARI JADI Kabupaten Brebes, sedangkan saatnya jatuh hari Senin Kliwon, tahunnya sesuai tahun 1089 H atau tahun Saka 1600 atau tahun 1601 Jawa.
Dengan penjelasan :
Nyawiji bermakna : 1
Ngluhurake ( luhur ) bermakna : 0
Memanising ( rasa manis ) bermakna : 6
Bopati ( bupati ) bermakna : 1
Arti keseluruhan : menunjukan tahun Jawa 1601
Candra Sengkala di atas dapat sekaligus disesuaikan dengan angka tahun Masehi, dengan Surya Sengkala : “ MANGESTHI WICARA EBAHING PRAJA “
Dengan penjelasan :
MANGESTHI ( menuju ) bermakna : 8
WICARA ( Ceritera, Riwayat ) bermakna : 7
EBAHING ( kegiatan ) bermakna : 6
PRAJA ( pemerintah/ Negara ) bermakna : 1
Arti keseluruhan : menunjukan tahun Masehi 1678
Wilayah Kabupaten Brebes pada waktu itu meliputi Brebes, Bentar dan Losari
Pada tahun 1823 – 1901 Brebes masuk karesidenan Tegal
Pada tahun 1901 – 1928 Brebes masuk karesidenan Pekalongan
Pada tahun 1928 – 1942 Brebes masuk karesidenan Tegal
Pada tahun 1942 sampai dengan sekarang Brebes masuk karesidenan Pekalongan
- Bujur Timur : 108 derajat 41'37,7" – 109 derajat 11'28,92"
- Lintang Selatan : 6 derajat 44'56'5" – 7 derajat 20'51,48
- Sebelah Utara : Laut Jawa
- Sebelah Timur : Kabupaten dan Kota Tegal
- Sebelah Selatan : Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap
- Sebelah Barat : Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon
- Utara s/d Selatan : 58 km
- Barat s/d Timur : 50 km
- Berpengairan Teknis : 29,234 ha
- Berpengairan Setengah Teknis : 11.356 ha
- Berpengairan Sederhana : 10.489 ha
- Tadah Hujan : 15.397 ha
B. Lahan Pertanian Bukan sawah : 44,643 ha
C. Hutan Negara : 48,574 ha
D. Perkebunan Negara / swasta : 1,279 ha
E. Lainnya ( Jalan, Kuburan ) : 5,243 ha
1. Daun Lambang Daerah yang berbentuk Dasar Segi Lima Melambangkan Dasar Falsafah Negara yaitu Pancasila, sedangkan warna biru menunjukkan adanya daerah Pantai dan Pegunungan. Puncak segi lima menunjukkan puncak gunung sedangkan lengkung-lengkungnya menunjukkan gelombang lautan
2. Makna dan motif-motif didalam lambang
a. Bintang Bintang bersudut lima berwarna kuning emas melambangkan bahwa masyarakat Brebes adalah makhluk yang berKetuhanan Yang Maha Esa.
b. Kapas dan Padi Melambangkan Sandang Pangan
c. Bentuk Bulat Telur serta Gambar Bawang Merah Melambangkan bahwa telur asin serta gambar bawang merah merupakan hasil spesifik daerah.
d. Lima Akar Melambangkan bahwa rakyat dan Pemerintah Daerah adalah Pelaksana Demokrasi Pancasila.
e. Perpaduan antara tujuh belas butir padi, delapan buah kapas empat puluh lima mata rantai Melambangkan titi mangsa proklamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia 17 Agustus 1945.
f. Perpaduan tiga umbi bawang merah dan lima akar yang berwarna hitam, puncak bawang yang merupakan nyala api yang tak kunjung padam berjumlah lima. Melambangkan kehidupan Demokrasi (Legistatif, eksekutif, Yudikatif) yang harus dilaksanakan secara dinamis dalam bentuk Demokrasi Pancasila.
g. Sebuah pita putih bergaris tepi hitam yang menyambungkan padi dan kapas ditengahnya bertuliskan: Mangesti Wicara Ebahing Praja dengan warna hitam yang menunjukkan bahwa rakyat Brebes bertekad untuk membangun daerahnya guna mewujudkan kesejahteraan bersama dalam rangka membangun bangsa dan Negara Kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
B. Makna Warna
a. Putih berarti : Kejujuran/Kesucian
b. Kuning emas berarti : Kesatuan/Keagungan/Kemuliaan Kebijaksanaan
c. Merah berarti : Keberanian
d. Hijau berarti : Kemakmuran/Kerukunan
e. Hitam berarti : Keteguhan/Keabadian
f. Biru berarti : Kedamaian/Kesetiaan
C. Sesanti
Sesanti Daerah adalah Mangesti Wicara Ebahing Praja
1. Arti Sesanti Daerah kata demi kata adalah:
a. Mangesthi : Menuju, menginginkan, menghendaki, mengusahakan, mengutamakan, bertekad.
b. Wicara : Bicara, cerita, riwayat, pembicaraan, rembug, musyawarah, mufakat, kebulatan tekad.
c. Ebah (ing) : Gerak, kegiatan, bekerja membangun.
d. Praja : Pemerintahan, Negara, Kegiatan-kegiatan kenegaraaan.
Brebes bertekad (Mangesthi) untuk membangun daerahnya guna mewujudkan
kesejahteraan bersama dalam rangka membangun (ebahing) Negara (Praja) dan
Bangsa.
3. Arti Surya sengkala Mangesthi Wicara Ebanhing Praja
- Mangesthi berwatak : 8
- Wicara berwatak : 7
- Ebah(ing) berwatak : 6
- Praja berwatak :1
Dengan demikian Mangesthi Wicara Ebahing Praja mengandung makna tahun matahari/ masehi : 1678, tahun ini adalah tahun berdirinya Pemerintah Brebes dengan titi mangsa 18 Januari 1678 yang ditandai dengan dilantiknya Bupati Brebes yang pertama yaitu : Raden Arya Suralaya.
a. Macam dan Perkembangan Kesenian
Kesenian yang ada di Daerah Kabupaten Brebes dapat dikatakan secara keseluruhan adalah Kesenian Rakyat yang secara turun temuun/ dari nenek moyang dan bersifat kedaerahan.
Macam kesenian yang ada :
(1). Umbul , berkembang terutama di Daerah Randusanga Kecamatan Brebes
(2). Calung, berkembang di Daerah Malahayu Kecamatan Banjarharjo
(3). Marses, berkembang di Daerah Prapag Lor Kecamatan Losari
(4). Kuda Lumping, berkembang hamper di seluruh Kab. Brebes
(5). Burok, berkembang di Daerah Kecamatan Tanjung dan Losari
(6). Wayang Topeng, berkembang di Daerah Terlangu Kec. Brebes dan Desa Siasem Kec. Wanasari
(7). Genjringan/Terbangan/Sintren dan Wayang Golek
b. Tempat – tempat Wisata
Tempat – tempat Wisata di Kabupaten Brebes adalah :
(1) Waduk Malahayu di Kecamatan Banjarharjo
(2) Waduk Penjalin di Kecamatan Paguyangan
(3) Telaga Ranjeng di Kecamatan Paguyangan
(4) Pemandian Air Panas di Desa Buaran Kecamatan Bantarkawung
(5) Pemandian Air Panas Tirta Husada di Desa Kedung Oleng Kecamatan Paguyangan
(6) Air Terjun Curug Putri di Desa Mandala di Kecamatan Sirampog
(7) Pantai Randusanga di Desa Randusanga Kecamatan Brebes
(8) Sembilan Gua, di Desa Karangbale Kecamatan Larangan
(9) Gua Terusan, di Gunung Kumbang Kecamatan Salem
(10) Candi Siliwangi, di Desa Wlahar Kecamatan Larangan
(11) Gua Lawa di Desa Songgom Kecamatan Jatibarang
c. Produk Unggulan
(1) Bawang Merah (Brebes Utara)
1. Tumenggung Arya Suralaya 1678 - 1683
2. Tumenggung Pusponegoro I 1683
3. Tumenggung Puspaningrat ( Pusponegoro II ) 1683 - 1809
4. Tumenggung Pusponegoro III
5. Kanjeng.Adipati.Ariya Singasari Panatayuda I ( Sura ) 1809 - 1836
6. Kanjeng.Adipati.Ariya Singasari Panatayuda II ( Karta ) 1836 - 1856
7. Kanjeng.Adipati.Ariya. Singasari Panatayuda III ( Sarya ) 1850 - 1876
8. Raden Tumenggung Cakra Atmaja 1876 - 1880
9. Raden Mas Adipati Ariya Cakranegara I 1880 - 1885
10. Raden Mas Tumenggung Sumitra 1885 - 1907
11. Raden Mas Martanam ( Sawergi III ) 1907 - 1920
12. Kanjeng Raden Tumengung Mas Ariya Purnama Hadiningrat 1920 - 1929
13. Raden Sajikun 1929 (hanya 8 bulan)
14. Raden Adipati Ariya Sutirta Pringga Haditirta 1931 - 1942
15. Raden Sunarya 1942 - 1945
16. Sarimin Reksadiharja 1945 - 1946
17. KH Syatori 1946 - 1947
18. Raden Awal 1947 - 1947
19. Agus Miftah 1947 - 1948
20. R. Sumarna 1948 - 1950
21. Mas Slamet 1950 - 1956
22. Raden Mardjaban 1956 - 1966
23. R.H. Sartono Gondosoewandito, SH 1967 - 1979
24. H. Syafrul Supardi (Kolonel) 1979 - 1989
25. H. Hardono (Kol CZI) 1989 - 1994
26. H. Syamsudin Sagiman 1994 - 1999
27. H.M. Moh. Tadjudin Nuraly 1999 - 2001
28. PLTH Drs Haji Tri Harjono 2001-2002
29. Indra Kusuma, S.SOS 2002 – s.d. Agustus 2010
30. Agung Widiyantoro sementara sebagai Pelaksana Tugas Bupati, sejak Agustus 2010 s.d. 2013
Dalam riwayat perkembangannya semenjak dahulu kala, Brebes merupakan daerah yang
mempunyai banyak air dan sering tergenang air, sedang bentuk masyarakatnya
ramah tamah dan berpandangan kedepan kearah kemajuan jaman.
Dari sumber yang dapat diketemukan, pada tahun 1640 / 1641, nama Brebes itu
sudah mulai tercantum di dalam penulisan / laporan / daftar harian yang dibuat
oleh VOC.
Beberapa pendapat mengenai asal muasal nama Brebes, yaitu :
a. Pendapat yang pertama mencoba menghubungkannya dengan keadaan alamiah daerah Brebes yang pada awal mulanya konon mempunyai banyak air dan sering tergenang air, bahkan ada kemungkinan masih berupa rawa-rawa. Mengingat banyak air yang merembes, dari situlah kemudian muncul nama mrembes, yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi Brebes.
2. Sejarah
Berdirinya Kabupaten Brebes
Titi mangsa Hari Jadi Kabupaten Brebes seperti diuraikan di atas, kita
angkat dalam untaian Candra sangkala : Nyawiji Ngluhurake Memanising Bopati
3. Letak
Geografis
Menurut luas wilayah, Brebes merupakan kabupaten terbesar nomor tiga setelah
kabupaten
Wonogiri dan Cilacap di Jawa Tengah atau seluas 1.657,73 km²,
1. Kabupaten Brebes terletak di bagian Utara Barat dari Provinsi Jawa Tengah,
dan terletak diantara :
Dengan batas-batas sebagai berikut :
2. Ketinggian dari permukaan laut kurang lebih 3 meter ( Ibu kota Kab. Brebes ), untuk daerah dataran tertinggi yang termasuk dalam wilayah kabupaten Brebes,bisa mencapai 1000m diatas permukaan laut, terutama di wilayah Brebes Selatan
3. Jarak Terjauh :
4. Luas Daerah Kabupaten Brebes 116.117 ha yang terdiri sebagai berikut :
A. Lahan sawah : 66,476 ha
4.Gambar,
Sesanti dan Makna Lambang
A. Makna Bentuk dan Motif Dalam Lambang
5. Kesenian dan Tempat Wisata dan Produk Unggulan
(12) Wanawisata Perkebunan Teh Kaligua, Gua Waslim, Puncak Sakub di Paguyangan
(13) Curug Awu di Wanareja Sirampog
(14) Candi Pangkuan ( Taman Kera ) di Cilibur Paguyangan
(2) Telur Asin (Brebes Utara)
(3) Rebana, Trebang dan sejenisnya (Kaliwadas, Bumiayu, Brebes Selatan)
(13) Curug Awu di Wanareja Sirampog
(14) Candi Pangkuan ( Taman Kera ) di Cilibur Paguyangan
(2) Telur Asin (Brebes Utara)
(3) Rebana, Trebang dan sejenisnya (Kaliwadas, Bumiayu, Brebes Selatan)
6. Nama – nama Bupati yang Pernah Menjabat di Kab. Brebes
kemudian berganti nama : Raden Mas
Adipati Ariya Cakranegara II
31. H. Ida Priyanti 2013 s.d. Sekarang
Tidak ada komentar